Apa Salahnya Jadi Orang Kedua?

Muhammad Nurul Hakim
4 min readDec 21, 2023

--

Photo by Kai Dahms on Unsplash

Siapa bilang jadi orangtua itu mudah?

Siapa bilang jadi tulang punggung keluarga itu mudah?

Siapa bilang jadi suami itu mudah?

Semuanya butuh perjuangan. Semuanya butuh episode masing-masing. Pasti ada masanya naik, ada pula masanya lagi turun. Ada waktunya hepi, ada juga waktu menikmati keterpurukan.

Hidup kalo urusan hepi doang, semua orang juga mau. Siapa mau menolak hidup hepi, coba?!

Tapi beda cerita kalo hidup pas lagi ngalamin episode suram. Siapa yang mau bertahan membersamai, ya itulah dia rekan yang luar biasa. Partner yang ekstra joss. Pasangan yang top markotop. Teman, sahabat atau apapun sebutan kamu untuknya, dialah makhluk yang layak kamu pertahankan sampai kapanpun.

Menghadapi hidup yang berliku, memang butuh banyak kesiapan. Tentu saja fisik yang oke, terlebih batin yang sehat. Jiwa yang tenang membantu seseorang menjalani hidup yang dinamis.

Posisi di atas tidak akan abadi, posisi di bawah pun sama, pasti ada akhirnya. Yang diperlukan hanyalah skill bertahan hidup. Yang dibutuhkan hanyalah bersabar dalam ikhtiar.

Sabar tanpa upaya apapun, nggak bisa bikin kita lepas dari situasi down.

Berkeras upaya tanpa melibatkan doa kepada Tuhan, tak akan bisa membantu kita naik level.

Jika pun ternyata Tuhan menghendaki kita lepas dari jeratan episode kelam, jika tanpa meminta pertolongan Tuhan melalui doa sama sekali, pada akhirnya membuat kita menjadi orang yang sombong.

Dengan jumawa, kita menganggap kitalah kunci satu-satunya keberhasilan diri kita. Padahal selalu ada campur tangan Tuhan di setiap episode hidup kita. Begitu cara pikir hamba yang bertuhan.

Photo by Annie Spratt on Unsplash

Entah sudah berapa kali kamu mendengar kisah seseorang yang harus melewati episode hidup sengsara. Biasanya ia tidak sendirian. Selalu ada orang yang berada di sisinya, menemani kesengsaraannya. Hingga akhirnya ia berhasil melewati ujian hidup itu, dengan sumbangsih orang kedua yang selalu mendukungnya.

Ada kisah yang berakhir duka. Orang yang telah dibantu melewati masa sulitnya, ternyata mengkhianati kepercayaan orang kedua. Berakhir sudah hubungan baik mereka berdua. Ibarat air susu dibalas dengan air tuba, kebaikan orang kedua untuk mendukung orang pertama seakan menjadi sia-sia.

Bagi kebanyakan orang, mungkin perjuangan orang kedua seakan sia-sia. Mungkin baginya sendiri, ia puas dengan apa yang pernah ia perjuangkan. Orang kedua yang bersedia mendukung orang pertama untuk melewati masa sulit, ternyata merasa bahagia. Bahagia bahwa ia telah menjalankan tugasnya dengan baik. Membantu mengangkat kembali kondisi terpuruk orang pertama menjadi kondisi yang prima. Biarlah perjuangannya selama ini menjadi pahala di mata Tuhan.

Kisah semacam itu banyak berseliweran menghiasi keseharian kita. Ada yang jauh, ada pula yang sangat dekat. Barangkali saya dan kamu adalah orang yang terlibat dalam kisah semacam itu.

Bagaimanapun kondisinya, semoga orang-orang yang sedang berjuang melewati masa sulit mereka, Tuhan berikan solusi terbaik. Semoga Tuhan segera memindahkan episode mereka ke dalam masa bahagia kembali. Itu harapan semua orang atas kondisi sulit mereka.

Tak banyak orang yang menyadari situasi mereka. Jika ternyata mereka sedang berada di masa sulit, yang mereka butuhkan bukan hanya solusi tapi juga tempat bercerita.

Okelah, tak dapat dipungkiri, kalo siapapun yang terjerat masalah, tentu ingin solusi secepat mungkin, tapi bisa jadi situasi yang ada belum memungkinkan datangnya solusi secara cepat. Di kondisi itu, biasanya orang perlu menceritakan semua yang ia rasakan.

Ketika orang bercerita kepada keluarga, atau yang terdekat, tapi direspon biasa saja atau bahkan semacam “ah, lebay, lu! Gitu aja lemah…”, itu membuat orang tersebut semakin menderita. Ia merasa tak diterima orang di sekitarnya. Ia merasa tak menemukan tempat mengeluarkan segala kepusingan di kepalanya. Tak ayal, ada orang yang tak tahan dengan permasalahan hidupnya, lalu menutup diri dari dunia luar, berakhir melakukan tindakan bunuh diri.

Daya tahan psikologis seseorang dengan orang lain tentu berbeda. Sekalipun mereka anak kembar. Jadi, sebaiknya tidak menyamaratakan seseorang dengan orang lain, karena memang ketahanan mental setiap individu itu berbeda. Hindari respon meremehkan atas cerita orang lain.

Perkara ucapan itu bisa berbuntut panjang. Bisa bikin orang makin terpuruk. Bisa bikin orang terbang melayang. Kedua efeknya bisa berakibat buruk, kalo tidak direspon dengan tepat. Orang bisa makin terpuruk karena sindiran, ejekan, hinaan ketika perasaannya tidak siap. Orang bisa menjadi sombong setinggi langit ketika mendapat pujian atas keberhasilannya.

Kembali ke situasi orang bermasalah.

Kalo kamu menemukan orang yang kamu kenal menutup diri dari pergaulan, lebih banyak terlihat muram, dan kamu merasa bahwa dia sedang punya masalah, coba dekati dia, ajak dia bicara.

Ajak dia bicara segala hal yang mungkin bisa membuat dia terhibur. Jangan langsung bertanya apakah dia lagi ada masalah apa. Bangun kenyamanan obrolan saja dulu dengannya.

Jangan biarkan orang itu sendirian. Berikan perhatian kepadanya, meskipun sesederhana chat WhatsApp. Ajak ngobrol di dunia nyata dan maya. Boleh jadi, dia akan bercerita sendiri kepada kamu karena kamu sudah membuat dia nyaman.

Berada di episode hidup yang suram itu memang melelahkan. Nggak mudah menjalaninya. Jika kamu pernah mengalami itu, maka bantulah orang-orang yang sedang berjuang di episode suram mereka.

Buat siapapun yang sedang mengalami stress kerja, stress berumah tangga, ataupun stress yang lain, jangan sampai stress itu berlarut-larut hingga menggerogoti hidup, lalu berubah menjadi depresi. Jika kamu menemukan orang yang sedang mengalami stress di hidupnya, sila rekomendasikan audio binaural dengan klik di sini. Siapa tahu bisa menjadi solusi bagi dia, bisa bantu menyelamatkan hidupnya.

Sebagai penutup, apa salahnya jadi orang kedua? Jika peran sebagai orang kedua begitu vital, jika ternyata bisa selalu mendukung, selalu membantu, dan selalu menghibur.

--

--

Muhammad Nurul Hakim

I enjoy discussing various topics such as my daily activities, business, productivity, and tech matters. Visit my personal blog at: https://hakim.orderio.my.id