Cerita Bimo

Muhammad Nurul Hakim
6 min readJul 25, 2024

--

Mungkin kamu udah pernah denger cerita ini, tapi saya tak peduli. Saya ingin tetap bercerita, karena siapa tahu kamu belum pernah tahu.

Jadi begini, ada seorang bernama Bimo yang ingin bepergian tapi bingung menentukan tempat tujuan.

Bimo sudah membawa tas berisi pakaian ganti, dan atribut untuk traveling.

Sekian lama ia berjalan di pesisir pantai, ia melihat ada sebuah perahu yang hendak berlayar, lalu ia memutuskan untuk ikut naik di atasnya. Yang penting ia bisa jalan aja dulu, begitu pikiran sederhananya.

Ia memutuskan untuk ikut orang, tanpa pernah tahu tujuannya sendiri.

Bimo berpikir simpel bahwa daripada bingung memutuskan tujuan, mending ikut tujuan orang aja. Lebih enak, karena tak perlu mikir banyak hal kompleks.

Perjalanan yang Tak Terduga

Singkat cerita, perahu pun berlayar. Cuaca saat itu begitu cerah. Perahu bergerak ke arah barat. Berasa menuju matahari yang sedang tenggelam. Sore itu begitu menyenangkan bagi setiap penumpang perahu.

Perahu tersebut berasal dari pulau A dan menuju ke pulau E, artinya jarak yang ditempuh tergolong jauh karena harus melewati pulau B hingga D.

Malam pun tiba. Ombak tidak selalu tenang. Justru di tengah lautan tetiba badai datang menerjang. Angin bertiup sangat kencang, ombak menerpa perahu terus-menerus tak kenal lelah. Seluruh penumpang perahu hanya berharap bisa selamat dari situasi tersebut.

ilustrasi hasil generate AI

Beberapa penumpang perahu telah mempersiapkan kemungkinan buruk tersebut. Pelampung telah mereka pakai, bahkan ada yang sudah mengenakan kostum selam. Penumpang mempersiapkan hal terburuk yang mungkin mereka temui di tengah perjalanan dengan beraneka ragam cara.

Ketidaksiapan Menghadapi Badai

Bimo celingukan karena ia tak mempersiapkan apapun. Ia tak siap ketika ada hal buruk yang datang pada saat itu. Ia hanya bisa berpegangan pada bangku tempat ia duduk, atau apapun yang bisa ia pegang. Sekujur tubuhnya basah kuyup karena semburan ombak dan terkena hujan deras.

Bimo melihat ada beberapa penumpang yang memilih menceburkan diri ke laut. Penumpang itu ialah orang yang sudah berpakaian selam dan lengkap dengan segala atributnya.

Bimo juga melihat ada beberapa penumpang yang berpindah ke kapal besar yang tengah lewat. Kapal yang jauh lebih siap menghadapi badai besar yang saat itu datang menerjang.

Selain itu Bimo melihat sebagian penumpang lain yang tetap berada di perahu dan mencoba bertahan.

Tapi Bimo melihat juga ada beberapa penumpang yang jatuh ke laut walau sudah sekuat tenaga mencoba bertahan. Mereka hilang ditelan laut.

Bimo terus berusaha bertahan di perahu tersebut di tengah terjangan badai yang membuat malam itu terasa begitu panjang. Hingga akhirnya pagi datang. Laut kembali tenang. Tanpa berpamitan, badai telah menghilang.

Sisa penumpang berbahagia karena telah melewati situasi buruk sepanjang malam.

Ancaman Baru

Tapi situasi berikutnya mendatangi seluruh penumpang. Tiba-tiba muncul satu ekor segitiga yang khas di permukaan laut dan bergerak cepat ke arah perahu.

Seorang penumpang berteriak, “Awas! Ada Hiu!!!”

Penumpang lain panik, semua berpindah mencari tempat teraman menurut mereka masing-masing. Perahu bergoyang tak karuan. Seorang penumpang yang tidak siap malah terjatuh ke laut. Penumpang lain langsung terdiam.

Penumpang yang jatuh tersebut berteriak meminta pertolongan, tapi tidak ada satu pun yang berani menceburkan diri ke laut. Penumpang lain tak ingin meresikokan diri dengan menyelamatkan penumpang yang tidak mereka kenal, apalagi harus menghadapi ikan hiu. Begitu pun dengan awak perahu, mereka lebih memilih menonton sang penumpang yang tercebur tersebut.

Berani Menolong

Apakah kamu mengira bahwa Bimo ingin menjadi pahlawan di siang bolong? Tentu saja! Ia berusaha mencari cara, kira-kira solusi seperti apa yang mungkin ia ambil agar bisa membantu penumpang tersebut naik kembali ke perahu. Tapi, Bimo tak bisa berenang. Ia berpikir ulang untuk menolong penumpang tersebut.

Tiba-tiba ada penumpang lain yang melempar tali ke laut. Bimo memang tokoh utama di cerita ini, tapi bukan dia tokoh superheronya.

Singkat cerita penumpang yang berada di laut berhasil diselamatkan melalui tali tersebut. Semua penumpang bergotong-royong membantunya.

Ikan hiu itu berlalu begitu saja. Pada akhirnya tak membahayakan seluruh penumpang. Yang membahayakan penumpang adalah respon penumpang itu sendiri, karena begitu panik lalu melakukan sesuatu yang justru membahayakan diri.

Cerita pun berakhir sampai di situ.

Pelajaran Berharga tentang Persiapan dan Skill Bertahan Hidup

Jadi, ada pelajaran berharga yang saya dapet selama ini, lalu saya angkat menjadi cerita Bimo.

Sosok Bimo bisa menjadi siapa saja. Yang ingin bergerak menuju titik pencapaian tertentu tapi masih bingung tentang cita-cita, tentang tujuannya.

Alhasil sosok Bimo lebih memilih ikut menumpang di tujuan orang lain tapi tanpa persiapan yang tepat.

Kalau pun ingin ikut tujuan orang lain, sebutlah bekerja di kantor orang, maka sosok Bimo harus punya inisiatif untuk mencari tahu apa saja skill untuk bertahan hidup di sana, bahkan perlu mencari tahu apa kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja datang menghampirinya, jadi lebih bersiap menghadapi segala kemungkinan baik dan buruk.

Kalau pun sudah punya persiapan, tapi kadang ada ‘badai’ datang tiba-tiba di luar persiapan, maka sosok Bimo perlu skill untuk bertahan hidup, seperti mencari tahu bagaimana cara mencari solusi di saat terjepit. Tak semua solusi bisa berasal dari sosok Bimo sendiri, bisa juga dari orang lain. Nah, sosok Bimo perlu tahu bagaimana cara ia mencari solusi tersebut.

Ketika ada tipe orang yang tanpa persiapan, lalu ada ‘badai’ datang menerjang, bisa saja orang itu akan terhempas karena tidak perform dalam pekerjaannya, bisa jadi orang itu memilih untuk kabur dari tanggungjawabnya, bisa jadi orang itu tidak merasa cocok lagi lalu memilih untuk berpamitan dan mencari kendaraan baru. Hal itu ada di gambaran penumpang yang tak kuat bertahan lalu tercebur dan hilang ditelan laut, ada penumpang yang memutuskan berpindah ke kapal besar, ada juga penumpang yang dengan gagah berani malah menyelam dengan persiapan penuh untuk mencari solusinya sendiri.

Manfaat Hidup Ikut dalam Impian Orang

Lalu, apa manfaat hidup ikut dalam impian orang? Sosok Bimo tidak harus merangkai semuanya seorang diri, karena semua alur sudah disiapkan perusahaan. Sosok Bimo hanya perlu mengikuti alurnya saja. Kalo pun perlu suatu inovasi, maka biasanya dikerjakan secara tim di perusahaan tersebut.

Justru ketika sosok Bimo berusaha meraih impiannya sendiri, maka ia perlu menjadi superman di awal merintis. Karena mau tidak mau, ya seluruh alur pekerjaan harus diselesaikan sendiri. Ketika udah siap, mungkin sosok Bimo akan memperkerjakan tim di bawahnya, atau bekerjasama dengan orang lain secara setara.

Minimalisir Penyesalan dengan Membuat Keputusan Secara Sadar

Ikut menumpang di perahu orang demi membantu menggapai cita-cita orang lain itu tidak salah. Asalkan sosok Bimo tidak menyesali tindakannya.

Sejauh ini ada orang-orang yang sudah berumur, namun menyesali tindakannya di masa muda. Kalimat yang terlontar semacam ini:

  • “Andai saja waktu itu saya resign dan bikin bisnis, ya… Mungkin sekarang nggak perlu kayak gini…”
  • “Kalo aja waktu itu gue iya-in proyek bareng si Anu, mungkin udah hidup enak gue sekarang…”

Penyesalan memang selalu datang belakangan. Sebaiknya ketika memutuskan mau menjalani hidup seperti apa, sosok Bimo perlu tahu konsekuensinya. Pertimbangkan apakah keputusan ini akan menimbulkan penyesalan di masa tua nanti atau tidak. Putuskan dengan sadar diri dan pahami konsekuensinya.

Ketika sekarang harus bekerja dengan orang lain, harus menjadi bagian dari impian orang lain, ya sudah tak apa. Mungkin memang itulah keputusan terbaik saat ini. Jalani saja.

Jika ternyata kamu sudah siap bermimpi dan berusaha meraih impian kamu sendiri, ya putuskan dengan sadar diri. Kamu nggak harus resign dari pekerjaan kamu sekarang. Bisa saja kamu menjalani keduanya, tapi lagi-lagi ada konsekuensinya. Pastikan kamu tidak melakukan korupsi waktu, korupsi pikiran dan korupsi fasilitas kantor.

Mengelola Dua Kehidupan

Saya bukan tipe yang bisa menjalani dua kehidupan sekaligus. Prioritas harus salah satu. Itulah kenapa saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan dari kantor orang agar saya bisa fokus.

Mau bekerja ikut orang atau membangun bisnis sendiri itu sama-sama punya tantangan tersendiri. Jika memang ingin menjalani kedua kehidupan tersebut, maka disiplinlah mengatur diri. Tinggal kamu mau memutuskan untuk memilih opsi yang mana.

Lalu, bagaimana cara berdisiplin mengatur diri menjalani dua kehidupan tersebut? Sederhananya: bekerjalah di kantor orang pada waktu 9–5, lalu bekerjalah meraih impianmu sendiri dari 5–9.

Sepertinya memang mudah, tapi sebenarnya tidak! Yang mengetahui situasi tepatnya ya kamu sendiri, kamu sesuaikan dengan kondisi diri sendiri. Cari tahu cara yang tepat. Mungkin butuh testing, tapi memang itulah yang perlu kamu jalani. Kamu tidak bisa menggunakan formula sukses orang lain mentah-mentah. Meskipun formula yang orang lain buat itu berhasil di dirinya, maka belum tentu berhasil ketika kamu terapkan di kehidupan kamu. Di situlah pentingnya kamu perlu melakukan penyesuaian tertentu.

Jalani Hidup Bahagia Versi Kamu

Pertimbangan lain yang perlu kamu pikirkan adalah kehidupan bahagia seperti apa yang ingin kamu jalani?

Hidup memang sebuah perjalanan subyektif, dan wajar setiap orang menginginkan versi bahagia menurut dirinya sendiri. Bisa jadi bahagiaku tak seperti bahagiamu, begitu juga sebaliknya.

Maka sangat relevan jika kamu berusaha sekuat tenaga meraih hidup bahagia versi kamu sendiri.

Menyenangkan ketika bisa menjalani hidup dengan bahagia. Tak banyak orang berani melakukannya.

Jadi, siapkah kamu menjalani dengan segala konsekuensinya?

* * *

Oh ya, kalo kamu tertarik sama topik tentang dunia konten kreator, storytelling dan bisnis digital, sila join di newsletterku di sini:

https://muhnurulhakim.beehiiv.com/subscribe

GRATIS!

Tapi, ujung-ujungnya saya akan jualan di sana. Kalo kamu oke, mari merapat join. 🔥

--

--

Muhammad Nurul Hakim

I enjoy discussing various topics such as my daily activities, business, productivity, and tech matters. Visit my personal blog at: https://hakim.orderio.my.id