Ini Semua Gara-gara Kamu!

Muhammad Nurul Hakim
5 min readDec 22, 2023

--

Photo by Peter Forster on Unsplash

Jadi orang banyak maunya itu merepotkan.

Awalnya saya mau membuat ini tentang 3 kisah berbeda yang memiliki satu kesamaan bernama: serakah.

Tapi, pada akhirnya saya stop di kisah pertama, daripada tulisan ini jadi terlalu panjang.

Langsung saja, kisah ini dimulai dari seorang gadis bernama Tina.

“Ah, pembukaan yang monoton!”

Maaf, oke, oke, pembukaan kisahnya saya ganti begini:

PLAKKK!!!

Sebuah tamparan keras mendarat sempurna di pipi kiri Tina. Suasana rumah semakin memanas.

Romi tak kuat menahan diri. Wajahnya memerah. Nafasnya menderu-deru. Keringat bercucuran. Tangan kanannya pun ikut memerah setelah melakukan aksinya tadi.

Sedangkan Tina tetap diam tak bergeming. Pipi kirinya memerah. Sorot matanya semakin tajam menatap mata Romi.

Tina balik badan. Bergegas pergi meninggalkan Romi yang masih berdiri dengan nafas tersengal-sengal.

Angin malam itu sebenarnya berhembus dingin, tapi hawa panas menyelimuti perasaan Romi dan Tina.

Romi tak tahan dengan sikap Tina yang pengen ini-itu. Tanpa memaklumi kondisi keuangan Romi sama sekali.

Setiap kali Tina menginginkan sesuatu, pasti ia merengek tanpa ampun. Pokoknya Romi harus memenuhi keinginannya. Tina tak pernah peduli bagaimanapun kondisi Romi, yang jauh lebih penting adalah keinginannya bisa Romi penuhi. Sesimpel itu.

Mereka berdua sudah hidup bersama selama 5 tahun. Pasangan itu hidup di rumah kontrakan sederhana, tanpa suara anak kecil sama sekali. Ya, mereka belum dikaruniai anak. Padahal beragam cara sudah mereka coba. Yang tidak orang lain tahu adalah mereka seperti sedang kejar setoran untuk punya anak. Namun takdir ilahi memang belum berpihak kepada mereka.

Sampai Tina pun uring-uringan setengah mati setiap kali tetangga atau saudaranya menyinggung soal anak. Romi selalu berusaha mendinginkan perasaan Tina dengan sangat sabar. Tanpa terbawa perasaan jengkel sama sekali atas sikap istrinya.

Bucin, istilah yang tepat menggambarkan sikap Romi terhadap Tina. Sejak awal berjumpa tujuh tahun lalu, Romi langsung terpesona atas kecantikan Tina. Gayung bersambut, beruntung bagi Romi kalau Tina juga menyukainya. Mereka pun memutuskan berpacaran.

Apapun yang Tina inginkan, Romi selalu bisa memenuhi. Jajan di kafe ini, nonton di bioskop itu, traveling ke sana-sini.

Tapi dunia berubah 180 derajat ketika bisnis Romi terdampak pandemi global. Dua tahun terakhir kehidupan Romi dan Tina benar-benar seperti naik roller coaster.

Bisnis harus ditutup karena kehabisan modal. Tabungan Romi semakin menipis karena menurunkan gaya hidup itu tidak mudah.

Keharmonisan rumah tangga mereka yang awalnya tampak baik-baik saja, ternyata bisa berubah drastis dalam waktu relatif singkat.

Hal yang tak pernah berubah adalah kebiasaan Tina main Tiktok. Selama ini Tina hanya menonton konten-konten di Tiktok saja, tapi di saat kondisi keuangan rumah tangga mereka bermasalah, Tina mulai berani untuk membuat konten video Tiktok.

Isi akun Tiktoknya hanyalah curhat. Tina rajin berkeluh kesah di Tiktok setiap hari. Baginya, Tiktok memberikan kepuasan batin. Tak ia sangka, kalau konten videonya sering mendapatkan predikat FYP.

Tina berharap bisa mendapatkan penghasilan dari Tiktok. Ia lebih memilih menanggalkan rasa malunya, daripada hidup miskin. Tina ingin terus bisa memenuhi semua keinginannya, tanpa tergantung ke Romi lagi. Baginya Romi sudah tidak memiliki benefit apa-apa lagi.

Hari berganti, Tina mulai berani upload video dengan berbusana minimalis. Ia sudah mempelajari bahwa konten hot membuat akun cepat terkenal.

Lalu, apa yang dilakukan Romi setelah bisnisnya tutup? Ia melamar kerja ke siapapun yang membuka lowongan kerja. Kerja apapun ia lakukan, demi bisa menafkahi istrinya.

Romi rela menjadi kuli angkut barang, bahkan jadi tukang cuci piring resto pun Romi jalani. Hanya saja memang penghasilan yang Romi terima jauh dari kata cukup. Apalagi gaya hidup Tina yang tak pernah mau ia turunkan.

Saking capeknya, Romi tak sempat main media sosial lagi seperti dulu. Ia menghemat pengeluaran kuota internetnya habis-habisan. Romi lebih memilih beli makanan daripada beli kuota internet.

Sampai suatu malam Romi baru menyelesaikan pekerjaan mencuci piring, Yoyok melewatinya dengan mengumpat.

“Sialan! Ini kenapa stok daging kok berkurang lagi, sih?!”, Yoyok tampak kesal.

“Kenapa, Yok?”, tanya Romi sambil mengelap tangannya, bersiap pulang.

“Udah tiga kali nih, stok daging kok kurang terus. Seharusnya nggak segitu!”, jawab Yoyok.

“Hah? Kok bisa gitu?!”, Romi mengernyitkan dahi.

“Entahlah, udah ku hitung berkali-kali, tapi stok fisik sama di sistem beda. Jangan-jangan ada yang nyolong, Rom?!”, Yoyok menduga.

“Ah, masak, sih?! Apa dimakan tikus, kali… Kemarin aku lihat ada dua tikus di sini”, tuduh Romi.

“Ah, mungkin juga ya. Tapi biarinlah, mending nonton Tiktok aja. Ada cewek yang lagi sering FYP, nih…”, wajah Yoyok langsung berubah cerah.

Yoyok memandangi ponselnya, lalu tersenyum-senyum penuh nafsu.

“Gila kamu, Yok? Lihat hape aja mukamu bisa gitu…”, sindir Romi.

“Ini ada cewek hot banget. Sering banget dia FYP. Muncul terus di Tiktokku. Pantesan makin rame akun dia, sekarang dia makin berani bikin video kayak gini…”, Yoyok menunjukkan layar ponselnya ke Romi.

“…Ah, duit makin tipis, nih, pemirsa. Kamu mau aku temenin? Mumpung lagi sepi, nih…”, begitu sepenggal kalimat bernada manja dari isi video yang ditunjukkan Yoyok ke Romi.

Wajah Tina terpampang nyata di depan mata Romi.

“EDAN!!!”, pekik Romi.

Tanpa basa-basi Romi langsung cabut dari tempat kerjanya. Meninggalkan Yoyok yang kebingungan.

“Kenapa tuh anak?”, gumam Yoyok. “Ah, peduli setan. Nonton VT cewek ini lagi, ah…”, Yoyok melanjutkan aktifitas daringnya tersebut.

Dengan tergopoh-gopoh, Romi mempercepat laju sepeda motornya.

Begitu sampai rumah, pecahlah emosi Romi. Ia pikir Tina hanya sekedar nonton Tiktok, tapi ternyata tanpa sepengetahuan Romi, Tina sudah berbuat sejauh itu. Diam-diam Tina membuat konten video berbusana minimalis, menampilkan lekuk tubuh di depan jutaan pasang mata di internet.

“Dimana harga diri kamu sebagai seorang istri? Kok bisa-bisanya kamu bikin konten kayak gitu? Bikin malu!!!”, suara Romi begitu menggelegar.

“Alahhh!!! Itu kan cuma konten! Apa urusannya sama bikin malu?”, suara Tina tak kalah tinggi.

“Wah, gila, ya, kamu! Sampe nggak ngerti batasan malu!”, Romi semakin meninggi.

“Ini semua gara-gara kamu! Kamu apaan? Laki-laki nggak guna! Dapet duit cuma segitu-gitu aja! Mana cukup buat hidup?!!!”, suara Tina tak terkendali.

PLAKKK!!!

Begitulah kejadian di malam itu. Malam terakhir Romi dan Tina hidup satu atap.

Bom waktu memang meledak malam itu. Tina memilih kabur dari hidup Romi. Tapi efek bomnya terasa hingga berbulan-bulan lamanya.

Tina lebih memilih hidup menjadi simpanan pengusaha kaya. Ia merasa bebas bisa mewujudkan apapun yang ia mau. Tinggal tunjuk, beres!

Sedangkan Romi, ternyata ia tertangkap basah tengah mencuri daging mentah di restoran tempat ia bekerja. Kebetulan ia kenal orang yang bersedia menjadi penadahnya. Menjual daging curian menjadi aktifitas rutin Romi di hari-hari terakhirnya sebelum ia dijebloskan ke bui.

Romi gagal memfitnah Yoyok. Polisi lebih jeli, tak mudah dibohongi. Rekaman CCTV yang dipasang tersembunyi menjadi barang bukti.

Belakangan diketahui bahwa Romi sakit hati atas perilaku Yoyok yang terlampau bernafsu menonton video Tiktok Tina. Ia masih tak rela atas kelakuan Yoyok, meskipun Tina sudah bukan lagi istrinya.

Di lain sisi, Romi begitu menggebu ingin cepat kembali kaya, dan berpikir cara instan untuk mengumpulkan uang, demi bisa mempermalukan Tina.

Kadang orang hanya berpikir hitam dan putih. Antagonis dan protagonis. Tanpa pernah terpikir bahwa setiap orang berpotensi menjadi hitam, di lain waktu bisa menjadi putih, begitu pula sebaliknya.

Kalau berurusan dengan ego, perjuangan menaklukkan diri jadi tidak mudah. Menasehati orang lain untuk menjadi pribadi yang baik memang mudah, tapi mempraktekkan ke diri sendiri belum tentu semudah nasehat yang diucap.

Permasalahan hidup orang memang beragam. Ada kalanya orang yang tak kuat dengan masalah yang ia hadapi, kemudian tertekan begitu dalam. Hingga menutup diri dan berpotensi melakukan tindakan mengerikan.

Ketika kamu menemukan orang yang sedang dilanda stress, sedang tertekan, maka cobalah bantu dia. Siapa tahu kamu bisa menyelamatkan dia.

Ada rekomendasi audio binaural untuk menghilangkan stress yang bisa menjadi salah satu solusi bagi orang seperti itu. Klik di sini untuk info lebih lanjut.

--

--

Muhammad Nurul Hakim

I enjoy discussing various topics such as my daily activities, business, productivity, and tech matters. Visit my personal blog at: https://hakim.orderio.my.id